Harga Ikan Red Devil 5 Jari
Red devil memangsa ikan endemik Danau Toba
Dari penjelasan sebelumnya, kamu sudah tahu kalau red devil gak segan melukai dan membunuh ikan lain. Nah, perilaku agresifnya tersebut sempat memicu masalah di perairan Danau Toba pada April 2022 lalu.
Kemunculan Amphilophus labiatus di danau vulkanik tersebut diduga karena dilepas sembarangan oleh masyarakat sekitar. Mungkin terlihat sepele, tapi pada kenyataannya red devil yang lepas telah memangsa ikan-ikan endemik di Danau Toba.
Spesies Amphilophus labiatus sendiri adalah golongan omnivor. Kamu bisa memberikannya sayur dan daging, seperti cacing ataupun jangkrik. Namun, karena sifatnya yang agresif juga memungkinkan mereka memangsa ikan-ikan yang berukuran lebih kecil.
Para setan merah lantas menjadi spesies invasif di Danau Toba. Kalau dibiarkan begitu saja, tentu akan menyebabkan populasi ikan endemik menjadi berkurang. Untungnya, masyarakat setempat sudah mengerahkan upaya dengan menangkap ikan-ikan ganas tersebut guna menjaga keseimbangan ekosistem.
Siapa yang menyangka ikan secantik red devil ternyata mampu menyebabkan kerusakan di Danau Toba. Maka dari itu, buat kamu yang memelihara ikan hias, jangan sembarangan melepasnya, ya! Ada baiknya, kamu memberi ikan tersebut ke sesama penghobi ataupun menjualnya di online shop.
Baca Juga: 5 Fakta Ikan Batak, Ikan Asli Danau Toba yang Terancam Punah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
TEMPO.CO, Jakarta - Ikan red devil (Amphilophus labiatus) berasal dari Amerika Tengah yang besar. Panjangnya ikan ini bisa mencapai sekitar 38 sentimeter saat dewasa, dilansir Animal World.
Dibutuhkan sekitar 3 tahun untuk spesies mencapai ukuran penuhnya. Walaupun begitu, ikan red devil betina sudah bisa bertelur saat berukuran 15 sentimeter. Rentang hidup ikan ini hingga 12 tahun usianya. Red devil cichlid ditemukan di Amerika Tengah dekat lereng Atlantik di Nikaragua. Red Devil berhabitat di Danau Nikaragua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sampai pertengahan 1980-an ada sekitar 100 ekor lebih spesies yang dideskripsikan di bawah genus Cichlasoma. Tapi, dalam beberapa waktu ini, telah ditentukan red devil tak lagi cocok dalam genus itu.
Ikan Hias yang Bisa Dikonsumsi
Berbeda dengan jenis ikan hias lain, ikan red devil tergolong sebagai jenis ikan yang bisa dikonsumsi. ikan ini juga memiliki kandungan Asam Amino dan protein yang tinggi serta sangat baik untuk dikonsumsi baik oleh berbagai kalangan baik anak-anak hingga ibu hamil. Bahkan beberapa orang menyebut jika rasa dari ikan ini lebih enak jika dijadikan sebagai olahan kripik, difillet, dan digoreng.
Tempat asal ikan Red Devil
Dihimpun dari data detikEdu, ikan Red Devil yang memiliki nama latin Cichlasoma labiatum adalah spesies ikan asal Danau Managua dan Danau Nikaragua di Amerika Tengah. Awalnya, ikan ini dikenalkan sebagai ikan hias di Indonesia.
Di beberapa daerah di Indonesia, ikan Red Devil kerap disebut setan merah, ikan oscar, louhan merah, dan nonong.
Meski memiliki warna yang cantik dan figur seperti ikan lohan, ikan Red Devil bukanlah ikan yang bisa dipelihara. Ikan ini memiliki sifat agresif dan pemakan segala.
Dalam Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia ikan itu disebut sebagai ikan predator yang amat rakus.
Ikan Red Devil Termasuk Agresif
Penamaan red devil bukan karena warna tubuh dari ikan ini yang merah cerah, melainkan karena perilaku agresif yang dimilikinya. Berdasarkan Fishkeeping World, tak jarang si setan merah mengejar ikan-ikan lain untuk sekadar “olahraga”, menggigit, dan bahkan membunuh mereka.
Dikarenakan perilaku red devil yang ganas tersebut, penghobi ikan hias lebih kerap menempatkan si setan merah ke tempat yang terpisah dari spesies lain. Meski demikian, bahkan dengan jenis yang sama pun ikan bertaring tajam ini tetap menunjukkan sifat agresif, kecuali dengan pasangannya. Jadi, untuk mencegah terjadinya pertikaian antar red devil yang belum kawin, sediakan banyak tempat bersembunyi untuk ikan di akuarium.
Selain kepada sesama ikan, Amphilophus labiatus juga ganas terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Dianugerahi dengan rahang yang kuat dan gigi yang tajam, si setan merah tak akan segan-segan menyeruduk kaca akuarium, menghancurkan peralatan akuarium, dan bahkan menggigit pemiliknya, lho!
Asal Mula Ikan Red Devil di Indonesia
Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, ikan ini bukanlah spesies asli dari Indonesia. Meski demikian, ikan ganas ini sudah dapat dengan mudah ditemukan di perairan air tawar Tanah Air. Peneliti mengungkapkan bahwa ikan yang memiliki gigi tajam ini sudah masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1990-an, dibawa dari Singapura dan Malaysia lalu disebarkan di beberapa waduk buatan di Indonesia.
Peneliti juga mengungkapkan bahwa banyak ikan merah cantik yang dengan sengaja dilepas di perairan Indonesia oleh para penggemar ikan hias dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah keganasan dari ikan ini. Pelepasan ikan ini dilakukan tanpa pengkajian yang jelas sehingga mengakibatkan populasi ikan red devil di alam liar meluas dengan cepat, bahkan hingga mendominasi serta merusak perairan tersebut.
Sejenis ikan lou han yang berasal dari Nikaragua
Mendengar nama red devil mungkin membuatmu bertanya-tanya, jenis ikan apa itu? Jadi, si ikan setan merah mempunyai nama ilmiah Amphilophus labiatus. Nah, genus dari red devil sama dengan ikan lou han, yaitu Amphilophus, sehingga membuat keduanya masih berkerabat.
Selain itu, red devil bukan berasal dari Indonesia, melainkan Amerika Tengah. Secara spesifik, ikan setan merah merupakan spesies endemik dari perairan Nikaragua, seperti Danau Nikaragua, Danau Xiloa, dan Danau Managua.
Amphilophus labiatus lebih sering mendiami perairan air tawar berupa danau ketimbang sungai. Selain itu, Seriously Fish menyebutkan bahwa spesies ini umumnya ditemukan di perairan berbatu tempat mereka kerap berenang di antara celah-celah batu tersebut.
Ikan Red Devil dilarang di Indonesia
Menurut Our Endangered World, ikan Red Devil yang memiliki sifat agresif ini dapat merusak populasi ikan lain di suatu perairan. Ikan ini dapat dengan mudah memangsa spesies endemik di suatu daerah dan menjadikan ikan Red Devil sebagai 'penguasa' perairan.
Karena sifatnya berbahaya, ikan Red Devil termasuk dalam spesies yang dilarang keberadaannya di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengeluarkan aturan larangan ikan Red Devil melalui peraturan yang dikeluarkan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 41/PERMEN Kp/2014, ikan Red Devil masuk sebagai hewan air yang dilarang di Indonesia.
Demikian beberapa fakta seputar ikan Red Devil yang ganas sehingga dilarang keberadaannya di Indonesia.
Ikan Red Devil – Terdapat berbagai ragam jenis ikan hias. Salah satu yang tidak kalah populer ialah ikan red devil. Meskipun bernama red devil, tetapi ikan ganas yang satu ini tidak ada hubungannya dengan klub sepak bola asal Inggris, Manchester United.
Diklasifikasikan oleh Albert Günther pada tahun 1864, ikan red devil atau ‘setan merah’ banyak dipelihara oleh masyarakat karena memiliki penampilan yang cantik. Meskipun indah untuk dipandang, ikan ini pernah menjadi masalah serius di Danau Toba, lho! Masalah apa itu? Jika penasaran, langsung aja simak artikel berikut ini untuk mendapatkan informasi selengkapnya!
Cara Memelihara Ikan Red Devil
Walau dikenal berbahaya, ikan ii tetap digandrungi oleh para pecinta ikan hias. Walau begitu, ikan jenis ini tak cocok dipelihara oleh pecinta ikan hias pemula. Pasalnya, tempat yang disediakan untuk memelihara ikan ini harus cukup luas serta perawatan yang lebih rumit.
Terlepas dari sifatnya yang ganas, ikan penyendiri ini merupakan ikan yang tangguh. Meskipun begitu, Grameds harus memerhatikan beberapa hal supaya mereka bisa tumbuh dengan maksimal.
Pertama, pastikan bahwa ukuran akuarium cukup besar bagi ruang gerak ikan ini karena mereka merupakan perenang yang aktif. Aquarium Source menyarankan bahwa Grameds untuk memilih akuarium yang memiliki ukuran 180x70x70 cm atau lebih.
Di samping itu, memperhatikan tingkat keasaman dan suhu air akuarium juga tak kalah penting. Usahakan temperatur air dalam akuarium berada pada kisaran 21–26 derajat Celsius dengan pH 6–8.
Grameds memerlukan setidaknya 55 galon atau 208L air untuk satu ikan red devil. Bila ada dua ikan red devil, maka Grameds memerlukan akuarium atau tangki yang lebih besar setidaknya dengan 125 galon atau 473L air. Sementara, dibutuhkan setidaknya 200 galon lebih atau sekitar 757L air untuk menampung beberapa ikan red devil sekaligus di tempat yang sama.
Selain wajib memperhatikan kapasitas air, Grameds juga harus rajin menguras atau mengganti air akuarium dengan teratur. Ikan ini merupakan jenis ikan yang senang hidup di tempat yang sama seperti habitat aslinya. Jadi, sebaiknya lapisi bagian bawah akuarium dengan menggunakan pasir halus dan beri batu serta kayu sebagai tempat mereka bersembunyi.
Pastikan juga untuk menjaga oksigen yang terpenuhi dan sehat sebagai tempat hidup ikan cantik ini.
Ikan Red Devil Memangsa Ikan Endemik Danau Toba
Dari penjelasan sebelumnya, Grameds sudah tahu jika ikan ganas ini tak akan segan untuk melukai maupun membunuh ikan lain. Nah, perilaku agresifnya tersebut sempat menjadi permasalahan di perairan Danau Toba pada April 2022 silam.
Kemunculan dari Amphilophus labiatus di danau vulkanik tersebut diduga karena dilepas dengan sembarangan oleh masyarakat sekitar. Mungkin tampak sepele, tetapi pada kenyataannya ikan pemangsa yang lepas ini sudah memangsa banyak ikan endemik di Danau Toba.
Spesies Amphilophus labiatus sendiri merupakan golongan omnivora. Grameds dapat memberikannya daging, sayur, dan serangga seperti jangkrik ataupun cacing. Akan tetapi, karena memiliki sifat yang agresif juga memungkinkan ikan red devil memangsa ikan lain yang memiliki ukuran lebih kecil.
Para setan merah ini, lantas menjadi spesies invasif di Danau Toba. Jika dibiarkan begitu saja, tentu akan menyebabkan populasi ikan endemik menjadi berkurang. Untungnya, masyarakat setempat telah mengerahkan upaya untuk menangkap ikan-ikan ganas tersebut dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Ikan Red Devil sempat membuat heboh karena muncul di Danau Toba dan mengganggu ekosistem asli danau kebanggaan masyarakat Sumatra Utara ini. Padahal, ikan Red Devil bukanlah fauna asli Indonesia.
Dari bentuk fisiknya, ikan Red Devil memiliki rupa yang cantik dan cocok untuk dikoleksi. Inilah yang membuat beberapa penghobi ikan menjadikan Red Devil sebagai salah satu ikan hias.
Namun di balik rupanya yang cantik, Red Devil adalah spesies ikan berbahaya yang siap memangsa ikan-ikan lainnya. Apalagi jenis ikan ini tergolong cepat berkembang biak dan sanggup beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta Ikan Red Devil dilansir detikEdu: